Skip to main content

APA ITU GINGIVEKTOMI

Gingivektomi
Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak pada poket. Berikut indikasi gingivektomi menurut Manson dan Eley (2013), yaitu:
1.     Terdapat poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm yang walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat masih tetap ada, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
2.     Terdapat pembengkakan gingiva yang menetap dimana poket sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran den deformitas gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang tepat dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3.     Terdapat kerusakan pada furkasi tanpa disertai dengan cacat tulang, terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup besar.
4.     Terdapat abses gingiva
5.     Flap perikoronal.

A.    Prosedur gingivektomi
Menurut Manson dan Eley (2013) prosedur gingivektomi dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap melakukan gingivektomi adalah sebagai berikut:

1.     Menandai poket
Menandai poket adalah bertujuang untuk menghilangkan seluruh dinding poket. Batas apikal dari poket harus diidentifikasi lebih dahulu dan diberi tanda dengan menggunakan tang penanda poket atau sonde periodontal. Bebrapa tanda yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
2.     Insisi gingivektomi
Insisi gingivektomi dilakukan jika sudah terdapat tanda yang telah dilakukan dengan menggunakan penanda poket atau sonde periodontal. Insisi dapat dibuat dengan bantuan ebebrapa buah pisau seperti blade nomer 12 atau 15, pisau gingivektomi khusus seperti kirkand, orban, atau goldmann-fox. Pemilihan jenis pisau ini tergantung dari operator masing-masing.
Insisi dibuat dari sebelah apikal dari tanda yang sudah dibuat. Insisi dimuali dari apikal dasar poket dan bersudut 45° sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva hingga ke dasar poket. Insisi dilakukan secara kontinu dan mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat dapat menghilangkan poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping. Bila insisi terlalu datar maka akan terbentuk kontur jaringan pasca operasi yang kurang memuaskan. Kesalah yang biasa terjadi adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali. 
3.     Pemotongan jaringan
Pemotongan jaringan dilakukan bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di bawahnya. Dinding poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam untuk membuka permukaan akar. Pada saat pemotongan jaringan dibutuhkan penyedotan yang efisien namun bila jaringan granulasi sudah dibersihkan seluruhnya perdarahan umumnya akan sangat berkurang.
4.     Skaling dan root planing
Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan akar harus diskaling dan dilakukan root planing.  Bila perlu, gingiva dapat dirampingkan dibentuk ulang kembali dengan menggunakan skalpel, gunting kecil atau diatermi. Kasa steril dapat ditempatkan di atas luka untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relatif sudah cukup kering.
5.     Dressing periodontal
Dressing periodontal digunakan untuk menutupi luka, dressing ini mempunyai berbagai fungsi seperti dapat digunakan untuk melindungi luka dari iritasi, menjaga agar daerah luka tetap dalam keadaan bersih, mengontrol perdarahan, dan mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebih. Dressing dapat mempercepat pemulihan dan memberikan kenyamanan pascaoperasi. Dressing periodontal yang ideal harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
a.     Bersifat tidak mengiritasi dan tidak merangsang terjadinya reaksi alergi
b.     Dapat dipasang cekat pada gigi geligi dan jaringan, dan dapat mengalir diantara gigi sehingga dapat tertahan cukup kuat. Waktu pengerasan yang lambat memungkinkan dressing dimanipulasi dengan mudah
c.     Dapat mencegah akumulasi sisa makanan dan saliva
d.     Mempunyai sifat antibakteri sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri
e.     Harus cukup keras sehingga tidak mudah bergeser
f.      Rasanya tidak mengganggu.
Dressing harus dipasang denganhati-hati sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang interdental. Dressing  harus dimuscle trimming dengan cara menggerakkan bibir, pipi dan lidah. Semua kelebihan dressing pada permukaan oklusal harus dibersihkan.
Bahan dressing dewasa ini sudah banyak dipasarkan, seperti zinc-oxide eugenol namun rasa eugenol ternyata kurang disukai oleh sebagian besar pasien dan bahkan dilaporkan merangsang terjadinya kontak alergi. Karen alasan tersebut sekarang digunakan bahan dressing yang bebas eugenol seperti coe pack, peripak, septopak. Dressing ini cara pemasangannya cukup mudah dan dapat ditolerir dengan baik oleh pasien.


B.      Perawatan pascaoperasi
Pascaoperasi pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi. Nasihat berikut ini yang dapat diberikan kepada pasien pascaoperasi menurut Manson dan Eley (2013), yaitu:
1.     Hindari makan dan minum selama satu jam
2.     Jangan minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur sampai satu hari pascaoperasi
3.     Jangan makan makanan yang keras, kasar, lengket. Mengunyah makanan menggunakan sisi yang tidak dioperasi.
4.     Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anastesi hilang. Tetapi jangan menggunakan aspirin, karena aspirin kontraindikasi selama 24 jam.
5.     Gunakan larutan kumur salin air hangat setelah satu hari. Gunakan chlorhexidine di pagi dan malam hari. Jangan kumur terlalu kuat.
6.   Bila terjadi perdarahan, tekan dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan, jangan berkumur, hubungi dokter jika perdarahan tidak kunjung berhenti.
7.     Sikat gigi pada bagian yang tidak dilakukan operasi saja
8.     Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
Antibiotik pascaoperasi sebaiknya digunakan untuk kasus tertentu saja, misalnya untuk penderita diabetes atau penderita cacat. Dressing biasanya dibuka setelah satu minggu. Setelah semua kotoran sudah dibersihkan dan luka diirigasi dengan air hangat. Bila luka masih belum terepitelialisasi dengan baik dan masih rentan, pasanglah dressing yang baru selama satu minggu kemudian (Fedi dkk., 2012)
Setelah dressing dibuka. Dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya. Larutan kumur klorheksidin dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari selama satu minggu, pemakaian yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberi dorongan untuk segera menyikat giginya dengan sikat yang lembut dan air hangat. Pada tahap ini dapat digunakan teknik roll atau charter. Teknik bass dan pembersih interdental sebaiknya baru digunakan setelah satu minggu kemudian. Pasien dapat diinstruksikan untuk menghindari makanan dingin dan keras (Manson dan Eley, 2013)
Setelah dua minggu. Luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan mulut penderita harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, baru kemudian dijadwalkan pengontrolan ulang dengan interval 3-6 bulan kemudian (Manson dan Eley, 2013).

C.    Pemulihan pasca gingivektomi
Luka jaringan ikat tertutup beku darah. Daerah dibaliknya akan mengalami fase inflamasi akut yang singkat diikuti dengan demolisi dan organisasi. Sel epitel bermigrasi dari tepi luka ke balik bekuan darah. Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini ( Manson dan Eley, 2013).

D.    Keterbatasan dan kekurangan gingivektomi
1.     Prosedur gingivektomi menimbulkan luka yang terbuka dan pulih melalui fase sekunder
2.     Jaringan yang terbuang sebenarnya dapat digunakan untuk menutup luka dan pemulihan terjadi melalui proses primer
3.     Cacat tulang alveolar tidak terlihat dan karena itu tidak dapat diperbaiki sepenuhnya
4.     Daerah perlekatan gingiva dapat menghilang
5.     Mahkota klinis terlihat lebih memanjang dan pada bagian anterior menimbulkan estetik yang buruk dan kurang dapat diterima oleh pasien.
6.     Akar terbuka sangat sensitif. Beberapa kasus setelah gingivektomi pasien mengeluhkan sensitif terhadap dingin dan manis, tetapi gejala ini hanya sementara.
Selain keterbatasan diatas, teknik gingivektomi tetap mempunyai manfaat tersendiri pada perawatan periodontal. Teknik ini sangat mudah dilakukan dan memberikan hasil yang memuaskan pada sebagian besar kasus (Manson dan Eley, 2013).

Comments

Popular posts from this blog

GIGI TIRUAN LENGKAP (GTL)

GIGI TIRUAN LENGKAP Gigi tiruan lengkap (GTL) merupakan protesa yang digunakan untuk menggantikan kehilangan seluruh gigi ( full edentoulus ) yang terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah yang didukung oleh jaringan pendukung dalam rongga mulut. Penggunaan GTL bertujuan untuk megembalikan dan memelihara fungsi rongga mulut pada pasien full edentoulus . Indikasi dari GTL menurut Robinson dan Bird (2003) adalah: 1.       Pasien dengan full endetoulus 2.       Pasien dengan gigi yang masih tersisa sedikit dan tidak dapat dipertahankan 3.       Pasien dengan gigi yang masih tersisa tidak dapat mendukung gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan tidak terdapat alternatif perawatan lain 4.       Pasien menolak diberikan rekomendasi alternatif perawatan lain. Kontraindikasi dari GTL adalah: 1.       Terdapat pilihan perawatan lain 2.  ...

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN A.     Gambaran Umum Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) atau removable partial denture merupakan gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan satu atau lebih gigi beserta jaringan sekitar di bawahnya. Penggunaan GTSL dapat dilakukan sendiri oleh pasien, baik ketika memasukkan ataupun mengeluarkan.dari rongga mulut. GTSL digunakan sebagai gigi tiruan karena dapat menggantikan fungsi gigi asli yang telah hilang, meliputi fungsi mastikasi, estetik, fonetik, serta dapat mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat. Selain itu, penggunaan GTSL difungsikan untuk mencegah terjadinya migrasi pada gigi akibat adanya gigi yang hilang dan dapat meningkatkan distribusi beban kunyah (Gunadi dkk., 2012). B.     Indikasi Penggunaan GTSL dapat dilakukan pada beberapa indikasi tertentu, diantaranya. 1.      Keadaan hilangnya gigi dengan area edentulous yang panjang, 2.    ...

gingivitis dan periodontitis

I.     Gingivitis A.   Gambaran Umum Gingivitis adalah suatu peradangan atau inflamasi pada jaringan gingiva. Gingivitis diakibatkan oleh faktor primer ataupun sekunder. Faktor primer gingivitis adalah akumulasi plak sedangkan faktor sekunder berupa faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal diantaranya perilaku kebersihan rongga mulut yang buruk dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan. Faktor sistemik diantaranya faktor genetik, nutrisional, hormonal, hematologi, maupun penyakit sistemik (Newman, dkk, 2012). B.   Karakteristik Gingivitis Gingivitis merubah karakteristik gingiva, dari warna, kontur, konsistensi, tekstur, posisi, maupun histopatologis. Berikut karakteristik gingivitis: 1.    Perubahan warna gingiva Perubahan warna gingiva ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah dan ukuran pembuluh darah, ketebalan epitel, keratinisasi, dan pigmen di dalam epitel. Pada peradangan gingiva kronis, warna gingiva menajdi merah kebi...